Kamis, 02 September 2010

Pelajaran Hidup

Ada sebuah pepatah yang mengatakan, bijaksana dan dewasa adalah pilihan, tua adalah keniscayaan.
pepatah ini sering saya dengar, maknanya apa ? maknanya adalah kita semua diberi umur oleh Allah subhanahu wataala, dan tentunya umur kita akan berkurang seiring dengan waktu.
Nah, dalam kontek umur ini, kita semua tentunya tahu, bahwa mau tidak mau, suka atau tidak suka, seneng atau tidak, kita semua pasti akan mengalami masa penuaan dalam umur tersebut.
Namun dibalik itu, banyak orang yang sudah berumur, yah katakanlah sudah kepala 4 gitu, masih lagi tak mampu bersikap arif dengan umur tersebut.
arif gimana ? ya arif dalam hal bagaimana dia mampu mengontrol perasaan dan tindakan dia.
disinilah letak kebijaksanaan dan kedewasaan seseorang itu dituntut.
umur yang bertambah seyogyanya beriringan dengan kedewasaan dan kebijaksanaan seseorang dalam menghadapapi permasalahan dan kondisi yang terjadi.
namun seringnya, umur bertambah tapi tidak mampu bertindak arif dan bijaksana sesuai dengan umur tersebut, sehingga yang terjadi adalah ketika menghadapi berbagai macam masalah, yang keluar dari benaknya adalah fikiran fikiran buruk dan tidak tepat.
lalu pertanyaannya bagaiamana cara menjadikan kita lebih bijak dan dewasa dalam menghadapi kondisi yang ada ?

1. dengar, simpan dan analisa
ketika kita mendapatkan hal hal yang baru, baik itu persoalan, ataukah itu informasi, tidak perlu langsung kita berkomentar, apakah lagi dengan sikap emosioal, cobalah untuk tenang , dengarkan dengan baik, kita simpan beberapa saat dan kemudian analisa informasi tersebut.
ada beberapa hal disini yang akan melatih jiwa kita, ketika mencoba menerapkan konsep ini
pertama, kesabaran kita akan terasah karena kita akan berusaha lebih tenang dan dewasa menghadapi semua permasalahan.
ingat, semua masalah itu pasti ada jalan keluarnya,tidak mungkin tidak,
tergantung kita mau memakai cara yang mana, ya kan?
kedua, dengan berbagai kondisi yang ada,kita dapat lebih mengedepankan rasio kita daripada menggunakan emosi kita untuk menanggapi sesuatu.

2. bersikaplah pro aktif bukan reaktif

beda khan ? beda banget la, kalau proaktif itu tidak grasak grusuk, gak keburu buru, semua ditanggapi dengan tenang dulu, kita coba memahami informasi tersebut tanpa langsung kita bereaksi, nah kalau kita langsung bereaksi itu namanya reaktif.
ini yang sering menimbulkan masalah, sehingga kalau kita bersikap proaktif, kita tidak terlibat masalah secara emosional tapi kita lebbih mengedapankan akal sehat kita untuk memahaminya sehingga reaksi yang keluar nanti adalah reaksi yang menguntungkan kita juga.

3. cobalah untuk menerima apapun itu, lalu selesaikan dengan baik

ya benar, jadi apapun yang kita dapatkan, terima saja dulu, gak usah komentar banyak, kalau memang ada yang tidak sesuai, cari jalan agar bisa sesuai dengan apa yang kita maukan.
kalau tidak bisa ? ya mau gimana lagi, easy goin aja.
hadapi semua, toh semua pasti akan berlalu cepat atau lambat.
sambil kita memikirikan strategi strategi lain dalam hal ini

so...mau milih mana ? muda dewasa atau tua tidak dewasa,
atau muda dan tua bijaksana dan dewasa
terserah anda, mau memilih yang mana, hidup adalah pilihan kita, kita yang menentukan.

Selasa, 22 Juni 2010

Anak faham mengenai Halal ? harus donk...



Anggapan bahwa pendidikan baru bisa dimulai ketika/setelah anak berada pada usia sekolah, tidaklah tepat. Banyak perbedaan pendapat tentang kapan pendidikan harus diberikan. Bisa sejak masih kecil, semenjak bayi, ketika dalam kandungan, bahkan pada saat konsepsi. Akan tetapi patut diyakini, bahwa perkembangan kapasitas intelektual anak sudah terjadi pada saat bayi dalam kandungan.
Para ahli neurologi berpendapat, bahwa selama 9 bulan dalam kandungan, paling tidak setiap menit dalam pertumbuhan otak diproduksi 250.000 sel otak. Sehingga selama usia 8 bulan dalam kandungan, diperkirakan bayi memiliki biliunan sel syaraf dalam otaknya. Sel-sel otak ini dibentuk berdasarkan stimulasi dari luar otak. Stimulasi yang diberikan akan membentuk sel-sel otak sehingga otak dapat berkembang optimal.
Anak menyerap semua rangsangan yang diberikan oleh lingkungannya (orang tuanya). Dan ternyata, awal kehidupan anak merupakan saat yang paling penting. Pasalnya, pada saat itu kapasitas intelektual anak berkembang sangat pesat. Otak anak mampu menampung informasi dengan kecepatan yang mengagumkan. Menjelang usia empat tahun, lima puluh persen kapasitas intelektual anak sudah terbentuk. Ini berarti, jika pada usia tersebut anak mendapatkan rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak akan berkembang secara maksimal. Oleh karena itu, pada masa-masa ini jangan sampai terlewati, orang tua harus senantiasa memberikan pendidikan sebaik-baiknya, karena stimulasi yang diberikan pada masa kritis ini akan terekam dan terbawa sepanjang kehidupan anak. Masa kritis ini hanya terjadi sekali dan tidak pernah terulang lagi.
Oleh karena itu, bagi ibu yang sedang mengandung, selain harus memberikan stimulasi juga memerlukan nutrisi yang baik bagi kesehatan dirinya dan bayi yang dikandungnya. Nutrisi yang baik tentu harus memiliki kandungan gizi yang cukup sehingga dapat membantu perkembangan sel otak janin agar bayi memiliki tingkat potensi kecerdasan yang tinggi dan terlahir sehat nantinya. Nutrisi yang baik haruslah juga menuntut kehalalan produk suatu makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil. Kebiasaan mengkonsumsi makanan halal pada saat ibu mengandung merupakan sebuah pendidikan bagi anak yang dikandungnya. Sehingga anak menjadi terbiasa menerima sesuatu yang baik dan benar dari kehalalan asupan makanan.
Tentu semua orang tua mendambakan anaknya tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang cerdas, berprestasi dan bermoral. Anak yang cerdas belum tentu tumbuh dan berkembang menjadi anak yang berprestasi, dan anak yang cerdas dan berprestasi belum tentu tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang bermoral jika tidak dididik dengan baik dan benar. Maka, hendaklah para orang tua untuk tidak melerwakan masa ini, berikan pengasuhan dan pendidikan sebaik-baiknya kepada anak-anak. Pendidikan amatlah penting, dan pendidikan pembiasaan harus dikembangkan sejak usia dini. Kenalkan anak pada hal-hal yang baik. Pembiasaan akan membentuk moral anak untuk bisa memilah mana yang baik dan tidak baik. Dalam hal makananpun akan demikian halnya. Mana yang halal dan tidak, mana yang boleh dikonsumsi dan tidak diperbolehkan.
Anak suka memakan apa saja, untuk itulah orang tua harus memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi anaknya haruslah mengandung asupan gizi yang dibutuhkan tubuh sehingga dapat berfungsi secara normal. Makanan tidak mesti yang mewah dan mahal, tetapi makanan itu pastikan sehat dan halal. Ajari sejak dini anak-anak untuk makan makanan yang sehat dan halal. Islam sangat menganjurkan memakan makanan yang halal dan baik (Q.S. 5:88 dan 16:114). Dan banyak sekali ayat al-Quran yang menjelaskan tentang makanan dan jenisnya yang dibolehkan dan yang tidak. Oleh karena itu, perkenalkan anak sejak dini pada produk-produk makanan yang halal, baik dan boleh dimakan. Meski anak belum bisa membaca, perlihatkan label halal yang ada di setiap kemasan makanan yang dibeli. Biasakan untuk menunjukkannya ketika memilih makanan di supermarket, di toko, atau ketika di dapur, sehingga anak familiar dengan gambar atau label halal yang tertera di kemasannya. Biarkan hal ini menjadi moral/budaya bagi anak pada saat memilih dan membeli makanan, bahwa yang baik di makan adalah yang berlabel halal.
Upaya sosialisasi produk halal ini bisa juga diberikan pada saat anak sudah mulai sekolah. Sangat baik kiranya bila di Taman Kanak-Kanak (TK), RA (Raudlatul Athfal), di Kelompok Bermain (KB), di Tempat Penitipan Anak (TPA), di Posyandu (sekarang ada Pos PAUD) dan juga di Bina Keluarga Balita (BKB) untuk memasukkan menu pembelajaran mengenai produk makanan yang halal, sehingga ada kesinambungan antara pendidikan di rumah dengan pendidikan di sekolah. Pos PAUD dan BKB yang merupakan pembinaan tumbuh kembang balita dapat dijadikan tempat untuk mengawali sosialisasi ke-halal-an makanan kepada anak-anak.
Sebaiknya, para orang tua wali murid juga mendapatkan informasi produk halal, sehingga budaya memilih makanan yang halal tidak hanya dipunyai oleh anak-anak, tetapi agar dirumah nantinya para orang tua juga harus memiliki budaya mengkonsumsi makanan halal tersebut dan memberlakukannya pada anak-anaknya. Meskipun mengenalkan dan membudayakan produk halal ini tidak bisa spontan dan serta-merta sifatnya, karena terlanjur budaya di lingkungan kita untuk membeli dan mengkonsumsi apa saja tanpa melihat label halal yang tercantum pada produk. Pembiasaan mengonsumsi makanan yang halal akan lebih mudah dilakukan bila dimulai dari saat anak berada pada usia dini.
Sosialisasi halal untuk anak usia dini dapat dilakukan dengan mengenalkan makanan dan minuman yang halal dan yang haram untuk dikonsumsi melalui cerita yang menarik. Banyak buku yang beredar di toko buku mengenai pendidikan halal untuk anak yang dikemas dengan cerita yang menarik yang dapat dijadikan pegangan oleh orang tua untuk mengajarkan makanan halal kepada anak.

Rabu, 16 Juni 2010

KerupUk....ringan...tapi bisa berat....

Kerupuk Kulit

Kerupuk kulit memang sudah menjadi bagian yang sulit dipisahkan dari lidah konsumen orang Indonesia. Penggemarnya sangat banyak, yang berasal dari berbagai kalangan. Kerupuk yang gurih dan renyah inipun cocok dipasangkan dengan makanan apa saja. Ia bisa menemani soto, baso, nasi padang, bubur ayam, dan berbagai jenis masakan lainnya. Bahkan dimakan sendirian pun enak juga.
Konsumsi kerupuk kulit di Indonesia sangatlah besar. Anda akan dengan mudah mendapatkannya di berbagai warung dan restoran. Memang secara statistik belum didapatkan angka pasti mengenai jumlah kuantitatif konsumsi kerupuk kulit di Indonesia. Tetapi melihat animo masyarakat yang begitu besar dan keberadaannya yang tersebar luas, kita pantas menduga bahwa konsumsi kerupuk ini sangat besar.
Besarnya permintaan kerupuk kulit ini tentunya mendatangkan hikmah bagi industri kecil yang bergerak di bidang tersebut. Tetapi dari hasil pantauan kami terhadap beberapa industri kecil kerupuk kulit di Sidoarjo dan Jember, Jawa Timur, justru menunjukkan fakta yang sebaliknya.
Beberapa industri yang skalanya masih industri rumah tangga (IRT) itu mengeluh tidak dapat berproduksi secara kontinyu. Beberapa IRT tersebut mengaku sulit mendapatkan bahan baku kulit yang dibutuhkannya. Kalaupun ada harganya sudah melambung sangat tinggi, karena minimnya pasokan dan banyaknya permintaan. Kesulitan bahan baku ini bahkan telah memaksa beberapa penghasil kerupuk kulit di Jember terpaksa harus menghentikan produksinya.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, produksi peternakan sapi lokal kita memang mengalami stagnansi. Untuk memenuhi kebutuhan daging sapi, maka daging impor pun didatangkan dari negara-negara Australia, Selandia Baru, dan Amerika. Daging tersebut didatangkan dalam bentuk daging beku tanpa tulang dan tanpa kulit. Sedangkan kulit lokal yang bagus, selain untuk keperluan pangan, juga digunakan untuk kerajinan kulit, seperti sepatu, tas, dan jaket. Oleh karena itu wajar jika kulit untuk keperluan kerupuk menjadi langka dan sulit didapatkan.
Lalu pertanyaannya, kerupuk kulit yang beredar dan banyak dikonsumsi masyarakat itu berasal dari mana?Sebagaimana angka konsumsi, data produksi kerupuk kulit ini juga sulit didapatkan. Apalagi kebanyakan industri yang membuatnya adalah industri kecil atau industri rumah tangga yang sulit dipantau keberadaannya. Dari hasil penelusuran informasi kepada para pengusaha kerupuk kulit didapatkan fakta bahwa beberapa industri kerupuk kulit tersebut menggunakan bahan baku kulit impor.
Kulit sapi impor itu konon didatangkan dari Korea dan Cina, meskipun data secara pastinya belum didapatkan. Untuk mendapatkan bahan baku tersebut, para pengusaha kerupuk tidak mampu mengimpor sendiri. Mereka mendapatkan dari para pemasok dan pedagang besar yang mampu mengimpor secara langsung dari luar negeri. Perdagangan kulit impor ini terjadi secara sembunyi-sembunyi, tidak bisa dilakukan di pasar-pasar umum. Bahkan pengusaha kerupuk yang tidak tahu informasi ini juga sulit mendapatkan bahan baku tersebut.
Jika benar kulit yang dipakai industri kerupuk tersebut didapatkan dari impor, apalagi dari negara-negara non-Muslim, akan mendatangkan masalah dan pertanyaan besar, apakah kulit tersebut dijamin kehalalannya? Dari hewan yang menghasilkan kulitnya, kita masih bisa mempertanyakan, apakah hewan tersebut benar-benar sapi ataukah babi? Sebab kulit sapi dan kulit babi ketika diproses menjadi kerupuk akan menghasilkan jenis kerupuk yang mirip. Bagi orang awam akan sulit membedakan antara kerupuk kulit sapi ataukah kulit babi.
Kalaupun seandainya memang benar kulit sapi, kita masih akan bertanya, apakah sapi tersebut disembelih secara halal ataukah tidak? Jika berasal dari negara seperti Korea dan Cina, akan sulit mendapatkan sapi yang disembelih secara Islam.
Kalau demikian, bagaimana status kehalalan kerupuk kulit yang setiap hari disajikan di warung-warung dan kita makan? Memang sulit menentukan status kehalalannya. Secara fisik menggunakan pandangan mata biasa, akan sulit menentukan kehalalan kerupuk kulit tersebut. Apalagi jika sudah disajikan secara rapi dan dikemas di dalam plastik.
Namun sekedar tips kecil, Anda sebaiknya waspada terhadap kerupuk kulit yang warnanya lebih putih, penampakannya lebih halus, lebih empuk dan lubang udaranya kecil-kecil. Lebih dari itu memang sebaiknya kita waspada terhadap makanan yang gurih dan renyah ini. tim lppom mui

Jumat, 21 Mei 2010

Parfum...kenapa tidaK...tapi yang Halal donk

Parfum, Bukan Sekedar Alkohol

Salah satu sunah bagi kaum muslimin ketika hendak beribadah adalah menggunakan wangi-wangian. Tetapi ada yang masih meragukan, apakah wewangian yang menggunakan alkohol boleh digunakan? Bahan wewangian atau parfum saat ini sepertinya sudah menjadi bagian dari kehidupan. Pria maupun wanita biasa menggunakannya untuk berbagai keperluan. Mulai dari tujuan ibadah, pergi ke masjid, menghilangkan bau badan atau sekedar menimbulkan efek dan kesan tertentu.
Islam menganjurkan umatnya untuk menggunakan parfum sebagai bagian dari ibadah, yaitu untuk tujuan ke masjid atau keperluan menambah keharmonisan suami istri. Bahan yang sering dipermasalahkan oleh umat Islam dalam menggunakan parfum ini adalah adanya alkohol pada produk tersebut. Ada sebagian kalangan yang mengkaitkan alkohol ini dengan minuman keras (khamer), sehingga menganggapnya najis untuk dipakai. Maka berkembanglah wewangian non alkohol yang dijual di masyarakat sebagai parfum halal.
Alkohol dalam parfum berfungsi sebagai pelarut bahan-bahan esensial yang menghasilkan aroma tertentu. Banyak sekali bahan aroma parfum tersebut yang tidak larut di dalam air, tetapi hanya larut di dalam alkohol. Oleh karena itu alkohol menjadi salah satu alternatif terbaik dalam melarutkan bahan tersebut.
Sebenarnya alkohol tidaklah sama dengan khamer. Khamer atau minuman keras adalah suatu istilah untuk jenis minuman yang memabukkan. Di dalam khamer itu memang mengandung alkohol sebagai salah satu komponen yang menyebabkan mabuk. Sedangkan alkohol atau etanol merupakan salah satu senyawa kimia yang bisa berasal dari berbagai bahan. Bisa dari fermentasi khamer, fermentasi non khamer, bahkan juga terdapat secara alamiah di dalam buah-buahan matang. Oleh karena itu penggunaan alkohol teknis untuk keperluan non pangan, seperti bahan sanitasi (dalam dunia laboratorium dan kedokteran) masih diperbolehkan.
Sedangkan alkohol sebagai pelarut dalam dunia pangan, selama tidak terdeteksi di dalam produk akhir bahan makanan tersebut maka Komisi Fatwa MUI masih membolehkannya. Seperti penggunaan alkohol sebagai pelarut dalam mengekstrak minyak atsiri atau oleoresin. Demikian juga penggunaan alkohol untuk melarutkan bahan-bahan perasa (flavor). Syaratnya, alkohol tersebut bukan berasal dari fermentasi khamer (alkohol teknis) dan alkohol tersebut diuapkan kembali hingga tidak terdeteksi dalam produk akhir.
Dalam dunia parfum, alkohol hanya bersifat sebagai bahan penolong untuk melarutkan komponen wewangian. Mungkin ia masih akan ikut dan tertinggal di dalam parfum tersebut. Akan tetapi ketika digunakan, misalnya dioleskan atau disemprotkan ke badan, maka ia akan segera menguap dan habis, tinggal bahan parfumnya saja yang masih menempel.

Bukan sekedar alkohol
Bahan penyusun parfum sendiri sebenarnya cukup banyak. Secara umum parfum didapatkan dari dua kelompok besar, yaitu bahan alami (yang diekstrak dari alam) dan bahan sintetis (bahan buatan yang berasal dari bahan kimia sintetis). Sebagian kalangan menganggap bahwa alkohol inilah yang menyebabkan suatu parfum menjadi halal atau haram. Artinya jika di dalam parfum tersebut tidak ada alkohol (non alkohol), maka otomatis menjadi halal.
Anggapan ini tidak selamanya benar. Sebab bahan parfum itu sendiri, baik yang berasal dari alam maupun sintetik, berpeluang mengandung sesuatu yang haram. Selain bahan yang digunakan, proses pembuatan parfum juga mengundang kerawanan. Dalam dunia parfum kita mengenal beberapa bahan yang sering dipakai sebagai bahan esensial yang memiliki aroma dan kesan tertentu. Misalnya civet, berupa sejenis lemak yang berasal dari hewan. Biasanya dari hewan sejenis musang. Civet ini memberikan kesan tertentu di dalam parfum, sehingga menghasilkan nuansa maskulin. Sebagai sebuah lemak hewan, tentu saja perlu dikaji, apakah hewan tersebut halal atau tidak. Demikian juga cara mendapatkannya, apakah disembelih atau tidak. Sebab jika tidak sesuai dengan aturan Islam, maka civet yang berasal dari hewan haram akan menjadi najis bagi parfum yang dihasilkannya.
Salah satu proses pengambilan komponen esensial dalam parfum adalah dengan metode enfluorase. Metode ini dilakukan dengan menangkap bahan parfum yang bersifat folatil (gas yang mudah terbang) ke dalam suatu lemak padat. Cara ini dipakai untuk menghasilkan aroma tertentu yang sulit dilarutkan atau ditangkap dengan pelarut cair biasa. Nah, sekali lagi kita bertemu dengan lemak padat, yang biasanya adalah lemak hewani. Konon yang sering dipakai dalam metode ini adalah justru lemak babi!
Meskipun saat ini metode tersebut sudah mulai ditinggalkan karena mahal, namun untuk parfum-parfum tertentu yang menghendaki kemurnian dan efek tertentu, maka penggunaan metode tersebut masih dimungkinkan. Di pasaran kita sulit membedakan mana parfum yang diperoleh dari ekstraksi menggunakan pelarut cair dan mana yang menggunakan metode enfluorase. Kadang-kadang beberapa bahan tersebut dicampur-campur untuk menghasilkan efek dan karakter tertentu.
Melihat hal itu seyogyanya kita dapat menilai kehalalan parfum secara proporsional. Boleh-boleh saja pendapat yang mengharamkan penggunaan alkohol dalam parfum dengan berbagai alasannya. Tetapi kita juga harus melihat aspek lain, seperti bahan parfumnya sendiri atau proses pembuatannya yang bisa saja melibatkan bahan-bahan haram. Bahan pelarut dan penangkap komponen esensial dalam dunia parfum memang sangat dibutuhkan. Jangan sampai demi menghindari alkohol yang masih diperdebatkan kebolehannya, kita justru terjebak kepada bahan lain yang jelas-jelas haram dan najiS

Selasa, 18 Mei 2010

MinUm Multivitamin....mau ? gak deh....

Multivitamin, Dimana Titik Kritisnya?
MasIh Mau ya....


Dalam dunia modern multivitamin sudah menjadi kebutuhan yang tidak terpisahkan dari dinamika kehidupan. Bagaimana menyikapi multivitamin dan bagaimana pula status kehalalannya?

Aktivitas manusia yang semakin meningkat membutuhkan nutrisi yang lebih dari biasanya. Jika dulu manusia cukup dengan makanan empat sehat lima sempurna, kini menu tersebut dirasa tidak cukup menopang aktivitas yang semakin meningkat. Para eksekutif, professional muda, karyawan hingga mahasiswa dan pelajar merasa perlu menambah suplemen makanan dengan multivitamin. Maka bermunculanlah berbagai produk multivitamin yang ditujukan bagi kelompok konsumen yang berbeda-beda. Ada multivitamin khusus untuk wanita, tenaga ekstra, anak dan remaja, dll.

Vitamin merupakan zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah tertentu. Vitamin dapat mencegah berbagai macam penyakit dan meningkatkan daya tahan tubuh. Kekurangan vitamin tertentu (avitaminosis) dapat menimbulkan gangguan dan menyebabkan timbulnya penyakit. Sebaliknya kelebihan vitamin (hipervitaminosis) juga bisa menimbulkan efek samping dan gangguan pada tubuh. Oleh karena itu, konsumsi vitamin harus diatur jenis dan jumlahnya secara proporsional.

Secara alami vitamin terdapat dalam berbagai bahan makanan. Vitamin C banyak terdapat pada buah-buahan masak. Vitamin B banyak terdapat pada biji-bijian, kulit umbi, hati hewan dan organ tubuh lainnya. Sedangkan vitamin A banyak terdapat pada wortel dan sayuran berwarna. Karena pola makan yang kurang seimbang, manusia sering mengalami kekurangan vitamin tertentu. Oleh karena itu dirasa perlu untuk menambahkan vitamin dalam bentuk-bentuk yang lain.

Pada berbagai makanan olahan, vitamin sering ditambahkan sebagai bahan tambahan (aditif). Misalnya pada susu bubuk ditambahkan vitamin A, D, dan E. Demikian juga pada minuman ringan dan sari buah sering ditambahkan vitamin C. Pada makanan dan minuman yang ditujukan untuk balita, vitamin tambahan hampir selalu ditambahkan sebagai bagian dari ingredient. Melihat peredaran makanan olahan tersebut, vitamin sebenarnya sudah cukup tersedia di dalam makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari. Lalu kenapa masih diperlukan tablet atau minuman multivitamin?

Ada beberapa alasan seseorang terpaksa harus mengkonsumsi multivitamin. Alasan utama adalah kebutuhan terhadap aktivitas ekstra yang memerlukan energi ekstra pula. Tugas bertumpuk yang harus diselesaikan dalam waktu singkat menyebabkan seseorang harus beraktivitas ekstra hingga lembur malam. Bahkan untuk sekedar makan dengan menu lengkappun sudah tidak sempat lagi. Akibatnya mereka harus mencari terobosan dan jalan pintas guna memenuhi tuntutan tersebut. Multivitamin menjadi salah satu alternatif yang banyak digandrungi.

Melihat kondisi demikian para produsen memanfaatkan peluang tersebut dengan sebaik-baiknya. Iklan multivitamin tampil begitu heboh. Dengan meminum sebutir multivitamin seseorang digambarkan bisa memiliki energi tambahan yang luar biasa, bisa menyelesaikan tugas-tugas dengan cepat. Tanpa memikirkan efek samping, multivitamin digambarkan sebagai dewa penyelamat yang bisa mengatasi berbagai persoalan dengan gampang. Tak heran dengan melihat iklan tersebut, orang pun berbondong-bondong membeli dan mengkonsumsinya.

Dari segi bahan, multivitamin yang beredar saat ini sebagian besar berasal dari vitamin sintetis atau produk mikrobial. Jarang sekali ditemukan vitamin alami yang berasal dari alam. Vitamin tersebut kalau dikonsumsi terlalu banyak akan menimbulkan efek samping pada tubuh.

Dari segi kehalalan, vitamin juga perlu dikaji secara lebih mendalam. Proses mikrobial yang sering dipakai dalam memproduksi vitamin selalu menggunakan media untuk menumbuhkan mikroba tersebut. Bahan yang terdapat pada media tersebut bisa berasal dari bahan-bahan haram dan najis, seperti darah, ekstrak daging dan sebagainya. Jika media yang digunakan haram, maka produk yang dihasilkannya akan menjadi haram pula.

Pada beberapa vitamin yang tidak stabil sering ditambahkan bahan pelapis (coating). Bahan tersebut digunakan untuk melindungi vitamin agar aktivitas dan khasiatnya tidak menurun oleh pengaruh sinar atau suhu tinggi. Bahan pelapis tersebut bisa berasal dari bahan yang haram, seperti gelatin dari tulang babi atau sapi yang tidak disembelih menurut aturan Islam.

Beberapa multivitamin dibungkus dengan kapsul agar lebih praktis dan mudah ditelan. Kapsul inipun perlu diwaspadai, karena hampir semua kapsul berasal dari gelatin. Sama dengan bahan pelapis, gelatin pada kapsul harus diwaspadai juga apakah berasal dari tulang halal atau haram.

Menyadari akan efek samping yang bisa ditimbulkan dan status kehalalan yang masih meragukan tersebut, penggunaan multivitamin perlu dilakukan dengan hati-hati. Hal yang paling penting adalah memastikan bahwa multivitamin tersebut halal. Selanjutnya, bila memang harus mengkonsumsi multivitamin, gunakanlah secara proporsional dan seperlunya. Sesuatu yang berlebihan akan menimbulkan efek yang tidak baik pada tubuh kita. Jangan karena ingin mendapatkan energy ekstra dan stamina yang lebih baik kita korbankan aspek kehalalan dan kesehatan tubuh kita.
wallahu a'lam

UNgKapan HAti sang Ragi

Di Balik Empuknya Roti


Roti kini sudah menjadi salah satu makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Bahkan di kalangan remaja dan anak-anak, posisi makanan itu telah mulai menggeser nasi sebagai sumber karbohidrat utama. Tetapi sejauh ini tidak banyak masyarakat yang mengetahui bahan dan proses pembuatan roti, sedemikian juga tidak banyak yang tahu titik kritis keharamannya.

Jenis roti yang beredar saat ini sangat beragam. Secara umum roti biasanya dibedakan menjadi roti tawar dan roti manis atau roti isi. Roti tawar adalah roti yang tidak ditambahkan rasa atau isi apapun, sehingga rasanya tawar. Biasanya konsumen menambahkan sendiri isinya sesuai dengan keinginan dan selera masing-masing. Bisa diolesi margarin, ditaburi cokelat mesis, diisi keju, diolesi selai buah, diisi telur, daging, atau kombinasi dari berbagai bahan tersebut.

Sedangkan roti isi, sudah ditambahkan rasa atau isi tertentu ke dalam adonan roti tersebut, sehingga konsumen tinggal menyantapnya. Isi yang biasa dimasukkan ke dalam roti ini adalah cokelat, berbagai selai buah, keju, daging, sosis, kacang, sarikaya dan sebagainya.

Bahan baku utama yang digunakan untuk membuat roti adalah tepung terigu. Namun demikian tidak semua terigu bisa dipakai. Jenis terigu yang biasa dipakai untuk pembuatan roti adalah terigu dengan kandungan gluten atau protein gandum yang tinggi. Gluten ini berguna untuk mengembangkan adonan roti, sehingga roti menjadi empuk.

Agar adonan roti bisa mengembang, maka ditambahkan gula, ragi roti dan soda kue. Ragi roti merupakan sejenis kapang (yeast) yang hidup dengan menggunakan gula yang ditambahkan di dalam adonan sebagai nutrisi dan menghasilkan gas. Gas inilah yang membuat adonan roti mengembang dan terbentuk rongga-rongga. Fungsi yang sama juga diberikan oleh soda kue. Namun gas dan rongga yang dihasilkan oleh soda kue ini lebih besar dan kasar, sehingga roti yang dihasilkan juga lebih kasar. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang baik biasanya dikombinasikan antara keduanya.

Untuk memproduksi roti yang lembut dan enak dikunyah, biasanya juga ditambahkan lemak, berupa mentega putih atau shortening dan bahan pelembut. Shortening adalah lemak yang berbentuk padat dan berwarna putih, bisa terbuat dari lemak hewani ataupun tumbuh-tumbuhan. Sedangkan bahan pelembut yang sering digunakan dalam pembuatan roti adalah berupa campuran dari mono dan di gliserida serta berbagai asam amino. Mono dan di gliserida merupakan turunan dari lemak yang telah dipotong rantai asam lemaknya, sehingga mampu mengikat air dan lemak. Sedangkan asam amino adalah turunan dari protein yang dipotong-potong menjadi senyawa yang lebih sederhana. Misalnya asam amino sistein yang berasal dari bulu binatang, rambut manusia atau hasil dari proses fermentasi. Asam amino tersebut di dalam adonan roti menghasilkan tekstuir yang lebih lembut, sehingga lebih mudah dikunyah dan lebih enak.

Titik Kritis

Dari berbagai bahan yang digunakan dalam pembuatan roti, baik dalam roti adonan roti maupun isinya, ada beberapa bahan yang perlu dicermati asal-usulnya. Pertama adalah sumber lemak atau shortening yang digunakan. Bahan tersebut berasal dari lemak atau minyak, baik yang berasal dari tumbuhan maupun hewan. Lemak yang berasal dari hewan tentu saja mengundang kecurigaan, apakah dari hewan yang halal ataukah haram. Untuk industri roti di tanah air kemungkinan besar memang menggunakan shortening dari minyak sawit. Namun demikian, untuk roti-roti tertentu kadang-kadang juga menggunakan shortening hewani, karena bahan tersebut dapat menghasilkan roti dengan rasa yang lebih gurih dan lembut.

Lemak yang berasal dari hewan bisa berupa lemak sapi (tallow), lemak babi (lard) atau lemak susu (cream). Untuk lemak babi sudah cukup jelas statusnya. Sedangkan lemak sapi, meskipun hewannya halal, tetapi jika tidak disembelih menurut aturan Islam maka lemak sapi tersebut juga akan menjadi haram.

Bahan pengembang atau pelembut yang berupa turunan lemak atau asam amino juga perlu dikaji lebih lanjut, apakah bersumber dari bahan halal ataukah haram. Sebab pada kenyataannya bahan-bahan tersebut sampai saat ini masih diimpor dari negara lain. Kebanyakan dari negara-negara non muslim.

Bahan yang juga perlu dicermati dari segi kehalalan adalah isi yang ditambahkan ke dalam roti. Saat ini banyak roti ditawarkan dengan berbagai isi dan rasa yang menarik. Misalnya roti isi keju, isi daging, isi sosis dan sebagainya. Bahan-bahan tersebut perlu diteliti, apakah halal ataukah tidak. Keju adalah salah satu bahan yang sering digunakan untuk isi roti. Meskipun berasal dari susu, namun proses pemisahan keju dan cairan susu (whey) menggunakan renet. Renet adalah sejenis enzim yang memecah protein, sehingga kejunya akan menggumpal dan terpisah dari cairannya. Rennet ini bisa berasal dari fermentasi (microbial rennet), lambung anak sapi atupun lambung babi.

Daging yang dipakai sebagai bahan pengisi juga harus dilihat kehalalannya. Jika daging tersebut berupa daging dari hewan halal, maka perlu dilihat juga proses penyembelihannya. Selain dalam bentuk daging giling, abon juga sering dipakai untuk bahan isian roti. Dalam bentuk abon ini kehalalan daging lebih sulit dideteksi. Sebab dalam proses pembuatannya protein daging tersebut sudah mengalami perubahan bentuk yang sulit dianalisa, apakah berasal dari daging halal atau haram. Pada kenyataannya banyak juga abon daging babi yang beredar di pasar. Oleh karena itu isi abon tersebut perlu juga dicermati dengan baik.

Akhirnya, boleh-boleh saja kita sarapan atau makan roti sebagai salah satu sumber gizi bagi keluarga. Akan tetapi kewaspadaan dan ketelitian dalam membeli produk tersebut perlu dijaga, agar tidak terjerumus kepada produk yang syubhat atau bahkan haram

ALKISAH TEPUNG.....

Tepung Instan dan Gaya Hidup Baru

“Ma, besok bekalku sekolah bawa donat dong” demikian permintaan si sulung yang sudah duduk dibangku kelas 3 SD. Sementara sang adik pun tidak mau kalah dengan kakaknya, “Ma, aku dibawain bolu kukus ya..”. Sang ibu yang wanita super sibuk pun mencoba untuk memenuhi permintaan anaknya. “Ya, insyaAllah mama buatkan.”

Tidak percaya pada jawaban ibu mereka, lalu si sulung pun berkomentar, “emang mama bisa buat dua macam kue untuk besok?” Si ibu tersenyum dan menjawab, “Kan sekarang sudah ada tepung donat dan tepung kue bolu kukus instan. Jadi mama tidak perlu repot lagi. Persipannya juga tidak sulit kok”, sang ibu menjawab rasa penasaran sang anak.

Itulah fenomena saat ini. Kesibukan yang cukup tinggi membuat orang tua dan keluarga juga akhirnya mengikuti pola makan instan dan tidak repot persiapannya. Dulu sebeum ada tepung instan, jika ingin membuat donat, kita harus direpotkan dengan menimbang satu persatu bahan-bahan yang digunakan. Walaupun terlihat sederhana, tapi akan sangat membuang waktu bagi yang sibuk. Belum lagi untuk membuat adonan, maka seluruh tenaga kita kerahkan untuk mengulen adonan kue juga membanting-bantingnya.

Sekarang? Cukup dengan membeli satu kotak tepung donat instan yang biasanya sudah terdapat dalam kemasan, tinggal ditambah telur, margarine serta air jadilah donat yang diinginkan. Petunjuk prosesnya pun sangat jelas tertera di kemasan tepung instan tersebut.

Kandungan Tepung Instan dan Kehalalannya

Tepung kue instan tersebut, komposisinya tidak sesederhana seperti terlihat pada penampakannya. Bahan-bahan tambahan yang digunakan dalam tepung instan tersebut biasanya terdiri dari Bahan Tambahan Pangan (BTP) seperti bahan pengembang, bahan pelembut dan juga bahan yang memberikan cita rasa tertentu.

Untuk tepung instan donat mislanya, bahan pengembang yang digunakan bisa saja golongan karbonat, selain juga digunakan ragi/yeast. Sedangkan bahan pelembut yang digunakan biasanya merupakan mono dan digliserida yang berasal dari lemak hewan ataupun tumbuhan.

Pada bahan pengembang sejenis roti (bread improver) maka selain turunan lemak, bahan seperti sistein sering ditambahkan. Sistein yang digunakan di dunia industri dapat berasal dari sumber alami ataupun proses fermentasi dan sintetik kimia. Sistein alami biasanya bersumber dari rambut manusia atau bulu hewan seperti unggas.

Titik kritis kehalalannya juga terletak pada ragi/yeast yang digunakan. Ragi/yeast adalah produk fermentasi yang juga harus ditelusuri media pertumbuhan untuk menghasilkan ragi tersebut. Kemudian mono dan digliserida yang digunakan jika bersumber dari lemak hewan, maka harus ditelusuri jenis hewan yang digunakan dan juga proses perolehannya jika didapatkan dari jenis hewan yang halal.

Konsumen juga perlu mengetahui bahwa ada beberapa informasi yang mungkin tidak dicantumkan oleh produsen jika penggunaan pada produk tersebut sangat kecil. Hal ini memang diperbolehkan secara legal aturan untuk tidak mendeklarasi komponen minor pada kemasan, contoh kasus penggunaan sistein dalam bahan pengembang misalnya. Permasalahannya, kehalalan suatu bahan tidak ditentukan limit sekecil bahan apapun ditambahkan, tetapi ada tidaknya bahan yang diragukan tersebut dalam bahan pangan. Sekali tercemar bahan haram, sekecil apapun maka haramlah barang tersebut.

Kembali pada produk tepung instan yang sudah menjadi trend saat ini, maka selaku konsumen muslim hendaklah memilih produk instant yang sudah memiliki logo halal yang merupakan legalitas dan jaminan kehalalan produk tersebut. Wallahualam.

Kamis, 13 Mei 2010

LucU...atau Apa nih....

Obat Kimia dan Herba....


Judulnya seru gak ..?
gak juga gak papa kok...karena pembahasannya akan sangat luas mengenai ini.
kenapa dipilih judul itu ?ya suka suka saya la, la blog nya punya saya kecuali anda yang mau nulis, gitu lo.
ok, gini nih, masa kini banyak orang membincangkan perihal herba dan obat kimia, keunggulan dan kelebihan masing masing.
yang jelas buat saya, lebih unggul obat herba la,kenapa, karena di ciptakan langsung oleh Allah seperti firman Nya dalam Al-quran. ( surat berapa ntar ya, tak cari dulu)
baiklah, mari kita mulai bincang bincang kita pada kesempatan kali ini dengan mencoba berkacamata seperti layaknya orang pintar.
nah, kalau ada yang bawa herba ke tenaga medis, maka pertanyaan nya ada lah apa ?
ada yang tahu ? biasanya pertanyaan medis adalah, udah ada uji klinisnnya gak?
tingkat keamanan nya gimana? terus khasiat nya apa, efek sampingnya apa ?
hehehehe...saya dulu juga mikir gitu, tapi sekarang gak lagi tuh...
cape mikir gituan,ngabisin energi menurut saya, belum lagi ngabisin duit untuk gitu gituan.
kenapa coba? karena memang gitulah pola pikir medis dan dididik kayak gitu ampe detik ini juga gitu...
so...ya gak papa...silahkan aza.cuman saya ingin ngajak anda bersama sama mikir dikit aja, banyak juga gak papa sih, terutama yang akhir akhir jarang mikir...
mikirnya gini, yang jelas jelas udah di uji klinis aja , bisa menyebabkan kematian, sehingga pernah saya bilang gini kepada seseorang yang bertanya dengan gaya kekhawatiran juga.
dia bilang gini : " dok, kalau obat herba gitu apakah gak ngerusak ginjal, kan ada serbuk serbuknya yang nanti akan bla bla bla di ginjal gitu ?
tahu saya jawab apa ? saya jawab gini, "pak, gini ya...sepanjang pengetahuan saya yang cetek sebagai dokter dan sempat bekerja di beberapa rumah sakit, saya justru lebih banyak menemukan orang mati karena obat sintesis daripada herba ?
emang bapak pernah dengar ada orang mati setelah minum madu ?
ada orang mati setelah minum jahe ?
setahu saya , gak da tuh pak...kecuali dia minum madu segentong sekali hadap "
bapaknya ketawa ..." iya ya, benar juga "
data terakhir nih, 780.000 orang mati di US karena pemakaian obat kimia .
indonesia ?gak tahu deh..tapi saya sangat yakin lebih banyak lagi.
kenapa ? pergi aja ke salah satu pasar obat terbesar di negeri ini dijakarta, mau beli apa aja bisa...tanpa perlu resep, tapi lembaran lembaran yang ada angka aja dah cukup membawa vial vial obat suntik bahkan ke rumah .betul kan ?
ok,kita lanjutin nih...jadi setahu saya nih, obat kimia yang katanya udah di uji klinis itu ternyata masih menimbulkan kematian yang begitu besar, ini belum efek samping lo...
makanya jangan kira viagra itu obat buat meningkatkan stamina, itu obat di cap sebagai obat laki laki setelah kedapatan efek sampingnya gitu, mungkin efek depan lebih tepat kali, sehingga obat tersebut dikenal sebagai obat laki laki daripada obat darah tinggi, betul gak ?
belum jelas ?ok saya jelaskan lagi nih...
gini....pertanyaannya gini aja, lebih banyak mana orang mati, karena obat kimia atau obat herba atau jamu la (jamu yang bener ya, bukan jamu oplosan)
jawabannya sudah tahu kan ?
sekarang yang kedua saya mau tanya ni, adakah pernah anda dengar orang mati karena minum pegagan berlebihan ?
setahu saya si gak ada, kecuali ada yang iseng minum pegagan satu kilo sekali minum.
terus yang selanjutnya adalah ini
dulu ada konsep bahwa Obat adalah Racun, (masih dipakai ya?)
kalau masih dipake ya syukurlah, lebih mudah saya ngomentarinnnya
dengar baik baik nih, kalau udah tahu racun kenapa diminum sih, apa gak da yang lebih aman dan baik yang bisa diminum daripada racun tadi ?
ya ada lah..banyak lagi...
cuman masalahnya kenapa gak mau ?ya gak tahu saya,karena khawatir gak aman kalau pake herba ? yeee....dari tadi juga dijelasin...cerita aman aman justru malah yang katanya aman malah banyak bikin orang mati.
baca lagi diatas baik baik ya...
gitu deh...cerita cerita di zaman Rasulullah juga sudah ada obat kimia, tapi beliau tidak pernah menganjurkannya, padahal saat itu obatan dari roma dan persia dah cukup maju, tapi beliau tidak menganjurkan para sahabat untuk itu.
sekarang udah jelas khan substansi dari tulisan ini ?
kalau belum jelas ya baca lagi deh...
masih belum jelas juga ? ya baca lagi
kalau masih belum mudeng juga....saya doakan semoga mudeng...makanya jangan kebanyakan penyedap rasa dalam makanan jadinya gini nih ..susah mikir...
ya udah lah...selamat berfikir

Senin, 12 April 2010

Kedokteran Rasulullah ( 2 ) lagi....

Dalam pelaksanaannya, Ath thibbun Nabawi / kedokteran Nabi ini tidak hanya berlandaskan pada hal hal yang bersifat empirik, logika atau riset.
Namun kunci utamannya adalah melihat siapa yang membawa risalah ini, kenapa harus seperti ini?
Hal ini disebabkan karena apa yang diucapkan oleh Rasulullah, tidak lah sama dengan apa yang diucapkan oleh manusia lain, bahkan seorang ilmuwan terpintar pun diatas muka bumi.
Apa yang disampaikan oleh Rasulullah adalah sebuah fakta yang tidak terbantahkan oleh sains modern, sehingga bagi kita ummat islam tidak ada masalah apakah ada bukti atau tidak dari apa yang disampaikan oleh beliau Sallallahu alaihiwasallam.
Inilah dasar dari Thibbun Nabawi dan Perubatan Jawi di HPA.
Landasan utamanya adalah tauhid yang hanya berpegang kepada yang Maha Mutlak kebenarannya yaitu Allah azza wajalla, yang diturunkan kepada Rasulullah.
Oleh kerana itu, hendaknya kita memperhatikan hal yang sangat penting ini sebab jangan sampai aqidah kita tergadai karena lebih mementingkan hawa nafsu daripada hadits hadits Rasulullah.
Inilah prinsip utama dan menjadi dasar dari Pengobatan Islam, yaitu Tauhid, keyakinan yang mutlak kepada Allah.
Bukan herba yang menyembuhkan, bukan hijamah yang menyembuhkan bukan pula madu yang menyembuhkan, tapi hanyalah Allah Asy- Syafi yang memberikan kesembuhan tersebut.
sehebat apapun teori seseorang,sepintar apapun dan secanggih apapun jika Allah belum berkehendak, maka orang tersebut tidak akan sembuh.


Sekarang pertanyaan nya apa yang berlaku pada masa kini adalah, termasuk dalam hal kesehatan pun, penyakit - penyakit , gangguan kesehatan lainnya terjadi disebabkan jauhnya kita dari Sunnah Rasulullah sallalallahu alaihi wasallam.
Mungkin kita berfikir kenapa boleh berlaku seperti itu ?
jawabannya, adalah apa yang disampaikan oleh Rasulullah adalah merupakan khazanah kesehatan yang sangat tinggi nilainya dibanding dengan teori- teori yang dibuat pada masa kini.
Lalu bagaimana korelasinya ? ini yang akan kita kaji lebih dalam di bawah ini

1. dalam hal makanan
dalam hal makanan, Rasulullah tak pernah mengambil dua jenis makanan yang sama jenisnya...biasanya beliau memakan makanan yang proporsional sehingga tidak memberatkan tubuh

2. sunnah rasul
orang kena pembesaran prostat kenapa ?
karena gak mau ikut sunnah rasul dalam BAk..yaitu jongkok
lo kok bisa....bisa aja lah...kenapa gak bisa...
prostat tu kan pembesaran..kalo ada stretch n relax ya jadilah kayak gitu...
faham kan ?
semoga faham ya...


masih banyak lagi yang bisa di sampaikan sebenarnya
yang jelas saya taqlid terhadap agama Islam dan saya taqlid terhadap apa yang disampaikan Rasulullah...karena itulah yang terbaik...
so keberkahan akan di dapat kalau orang mengikuti petunjuk Allah melalui lisan beliau
bukan menyamaratakan semua...ya gak bisa lah...
hanya satu kebenaran yang mutlak yaitu kebenaran Allah subhanahu ta'ala.

Minggu, 21 Februari 2010

KEDOKTERAN RASULULLAH (bagian 1)

Pada masa sekarang, kita melihat perkembangan dunia kedokteran barat yang begitu canggih dengan teori teorinya yang adakalanya membuat seakan akan teori tersebut dipakai sebagai suatu hujjah bagi para pendukungnya.

Namun kita perlu lihat juga dalam perjalanan agama Islam ini, ketika Allah memberikan ayat terakhir di Haji Wadda Rasulullah sallahualaihi wasallam yang berbunyi :

......" Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu..."
al maidah 3

Ketika ayat ini diturunkan, kita sangat yakin pada masa kini bahwa agama Islam ini sangatlah sempurna, tidak ada lagi yang tersisa yang digunakan sebagai manual book untuk manusia.

Semua sudah sangat jelas diterangkan oleh Rasulullah, termasuk juga dalam kesehatan dan pengobatan.

Sesungguhnya orang-orang yang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, pasti mendapat kehinaan sebagaimana orang-orang yang sebelum mereka telah mendapat kehinaan. Sesungguhnya Kami telah menurunkan bukti-bukti nyata ( QS Al Mujadilah :5)

Termasuk juga yang berlaku dalam bidang kesehatan,kadang kita berfikir kenapa begitu banyak rumah sakit, kenapa begitu banyak dokter,tenaga kesehatan, tapi orang sakit semakin banyak, yang lebih lucunya adalah orang yang mengobati malah justru tidak melaksanakan apa yang ia nasehatkan kepada pasien.

Inilah masalahnya, berlakunya penyakit yang terjadi pada masa kini adalah salah satunya disebabkan karena jauhnya masyarakat dari sunnah Rasul dalam hal kesehatan, makanan, minuman.

Sunnah Rasul dianggap sebagai suatu hal yang tidak sesuai lagi dengan peradaban dan budaya masa kini.
Demi Allah yang jiwaku berada di tanganNya, apa yang disampaikan Rasulullah adalah sebaik sebaik petunjuk yang diturunkan Allah kepada beliau, meski orang orang yang berhati fasiq menentangnya dan menghujatnya.