Jumat, 21 Mei 2010

Parfum...kenapa tidaK...tapi yang Halal donk

Parfum, Bukan Sekedar Alkohol

Salah satu sunah bagi kaum muslimin ketika hendak beribadah adalah menggunakan wangi-wangian. Tetapi ada yang masih meragukan, apakah wewangian yang menggunakan alkohol boleh digunakan? Bahan wewangian atau parfum saat ini sepertinya sudah menjadi bagian dari kehidupan. Pria maupun wanita biasa menggunakannya untuk berbagai keperluan. Mulai dari tujuan ibadah, pergi ke masjid, menghilangkan bau badan atau sekedar menimbulkan efek dan kesan tertentu.
Islam menganjurkan umatnya untuk menggunakan parfum sebagai bagian dari ibadah, yaitu untuk tujuan ke masjid atau keperluan menambah keharmonisan suami istri. Bahan yang sering dipermasalahkan oleh umat Islam dalam menggunakan parfum ini adalah adanya alkohol pada produk tersebut. Ada sebagian kalangan yang mengkaitkan alkohol ini dengan minuman keras (khamer), sehingga menganggapnya najis untuk dipakai. Maka berkembanglah wewangian non alkohol yang dijual di masyarakat sebagai parfum halal.
Alkohol dalam parfum berfungsi sebagai pelarut bahan-bahan esensial yang menghasilkan aroma tertentu. Banyak sekali bahan aroma parfum tersebut yang tidak larut di dalam air, tetapi hanya larut di dalam alkohol. Oleh karena itu alkohol menjadi salah satu alternatif terbaik dalam melarutkan bahan tersebut.
Sebenarnya alkohol tidaklah sama dengan khamer. Khamer atau minuman keras adalah suatu istilah untuk jenis minuman yang memabukkan. Di dalam khamer itu memang mengandung alkohol sebagai salah satu komponen yang menyebabkan mabuk. Sedangkan alkohol atau etanol merupakan salah satu senyawa kimia yang bisa berasal dari berbagai bahan. Bisa dari fermentasi khamer, fermentasi non khamer, bahkan juga terdapat secara alamiah di dalam buah-buahan matang. Oleh karena itu penggunaan alkohol teknis untuk keperluan non pangan, seperti bahan sanitasi (dalam dunia laboratorium dan kedokteran) masih diperbolehkan.
Sedangkan alkohol sebagai pelarut dalam dunia pangan, selama tidak terdeteksi di dalam produk akhir bahan makanan tersebut maka Komisi Fatwa MUI masih membolehkannya. Seperti penggunaan alkohol sebagai pelarut dalam mengekstrak minyak atsiri atau oleoresin. Demikian juga penggunaan alkohol untuk melarutkan bahan-bahan perasa (flavor). Syaratnya, alkohol tersebut bukan berasal dari fermentasi khamer (alkohol teknis) dan alkohol tersebut diuapkan kembali hingga tidak terdeteksi dalam produk akhir.
Dalam dunia parfum, alkohol hanya bersifat sebagai bahan penolong untuk melarutkan komponen wewangian. Mungkin ia masih akan ikut dan tertinggal di dalam parfum tersebut. Akan tetapi ketika digunakan, misalnya dioleskan atau disemprotkan ke badan, maka ia akan segera menguap dan habis, tinggal bahan parfumnya saja yang masih menempel.

Bukan sekedar alkohol
Bahan penyusun parfum sendiri sebenarnya cukup banyak. Secara umum parfum didapatkan dari dua kelompok besar, yaitu bahan alami (yang diekstrak dari alam) dan bahan sintetis (bahan buatan yang berasal dari bahan kimia sintetis). Sebagian kalangan menganggap bahwa alkohol inilah yang menyebabkan suatu parfum menjadi halal atau haram. Artinya jika di dalam parfum tersebut tidak ada alkohol (non alkohol), maka otomatis menjadi halal.
Anggapan ini tidak selamanya benar. Sebab bahan parfum itu sendiri, baik yang berasal dari alam maupun sintetik, berpeluang mengandung sesuatu yang haram. Selain bahan yang digunakan, proses pembuatan parfum juga mengundang kerawanan. Dalam dunia parfum kita mengenal beberapa bahan yang sering dipakai sebagai bahan esensial yang memiliki aroma dan kesan tertentu. Misalnya civet, berupa sejenis lemak yang berasal dari hewan. Biasanya dari hewan sejenis musang. Civet ini memberikan kesan tertentu di dalam parfum, sehingga menghasilkan nuansa maskulin. Sebagai sebuah lemak hewan, tentu saja perlu dikaji, apakah hewan tersebut halal atau tidak. Demikian juga cara mendapatkannya, apakah disembelih atau tidak. Sebab jika tidak sesuai dengan aturan Islam, maka civet yang berasal dari hewan haram akan menjadi najis bagi parfum yang dihasilkannya.
Salah satu proses pengambilan komponen esensial dalam parfum adalah dengan metode enfluorase. Metode ini dilakukan dengan menangkap bahan parfum yang bersifat folatil (gas yang mudah terbang) ke dalam suatu lemak padat. Cara ini dipakai untuk menghasilkan aroma tertentu yang sulit dilarutkan atau ditangkap dengan pelarut cair biasa. Nah, sekali lagi kita bertemu dengan lemak padat, yang biasanya adalah lemak hewani. Konon yang sering dipakai dalam metode ini adalah justru lemak babi!
Meskipun saat ini metode tersebut sudah mulai ditinggalkan karena mahal, namun untuk parfum-parfum tertentu yang menghendaki kemurnian dan efek tertentu, maka penggunaan metode tersebut masih dimungkinkan. Di pasaran kita sulit membedakan mana parfum yang diperoleh dari ekstraksi menggunakan pelarut cair dan mana yang menggunakan metode enfluorase. Kadang-kadang beberapa bahan tersebut dicampur-campur untuk menghasilkan efek dan karakter tertentu.
Melihat hal itu seyogyanya kita dapat menilai kehalalan parfum secara proporsional. Boleh-boleh saja pendapat yang mengharamkan penggunaan alkohol dalam parfum dengan berbagai alasannya. Tetapi kita juga harus melihat aspek lain, seperti bahan parfumnya sendiri atau proses pembuatannya yang bisa saja melibatkan bahan-bahan haram. Bahan pelarut dan penangkap komponen esensial dalam dunia parfum memang sangat dibutuhkan. Jangan sampai demi menghindari alkohol yang masih diperdebatkan kebolehannya, kita justru terjebak kepada bahan lain yang jelas-jelas haram dan najiS

Selasa, 18 Mei 2010

MinUm Multivitamin....mau ? gak deh....

Multivitamin, Dimana Titik Kritisnya?
MasIh Mau ya....


Dalam dunia modern multivitamin sudah menjadi kebutuhan yang tidak terpisahkan dari dinamika kehidupan. Bagaimana menyikapi multivitamin dan bagaimana pula status kehalalannya?

Aktivitas manusia yang semakin meningkat membutuhkan nutrisi yang lebih dari biasanya. Jika dulu manusia cukup dengan makanan empat sehat lima sempurna, kini menu tersebut dirasa tidak cukup menopang aktivitas yang semakin meningkat. Para eksekutif, professional muda, karyawan hingga mahasiswa dan pelajar merasa perlu menambah suplemen makanan dengan multivitamin. Maka bermunculanlah berbagai produk multivitamin yang ditujukan bagi kelompok konsumen yang berbeda-beda. Ada multivitamin khusus untuk wanita, tenaga ekstra, anak dan remaja, dll.

Vitamin merupakan zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah tertentu. Vitamin dapat mencegah berbagai macam penyakit dan meningkatkan daya tahan tubuh. Kekurangan vitamin tertentu (avitaminosis) dapat menimbulkan gangguan dan menyebabkan timbulnya penyakit. Sebaliknya kelebihan vitamin (hipervitaminosis) juga bisa menimbulkan efek samping dan gangguan pada tubuh. Oleh karena itu, konsumsi vitamin harus diatur jenis dan jumlahnya secara proporsional.

Secara alami vitamin terdapat dalam berbagai bahan makanan. Vitamin C banyak terdapat pada buah-buahan masak. Vitamin B banyak terdapat pada biji-bijian, kulit umbi, hati hewan dan organ tubuh lainnya. Sedangkan vitamin A banyak terdapat pada wortel dan sayuran berwarna. Karena pola makan yang kurang seimbang, manusia sering mengalami kekurangan vitamin tertentu. Oleh karena itu dirasa perlu untuk menambahkan vitamin dalam bentuk-bentuk yang lain.

Pada berbagai makanan olahan, vitamin sering ditambahkan sebagai bahan tambahan (aditif). Misalnya pada susu bubuk ditambahkan vitamin A, D, dan E. Demikian juga pada minuman ringan dan sari buah sering ditambahkan vitamin C. Pada makanan dan minuman yang ditujukan untuk balita, vitamin tambahan hampir selalu ditambahkan sebagai bagian dari ingredient. Melihat peredaran makanan olahan tersebut, vitamin sebenarnya sudah cukup tersedia di dalam makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari. Lalu kenapa masih diperlukan tablet atau minuman multivitamin?

Ada beberapa alasan seseorang terpaksa harus mengkonsumsi multivitamin. Alasan utama adalah kebutuhan terhadap aktivitas ekstra yang memerlukan energi ekstra pula. Tugas bertumpuk yang harus diselesaikan dalam waktu singkat menyebabkan seseorang harus beraktivitas ekstra hingga lembur malam. Bahkan untuk sekedar makan dengan menu lengkappun sudah tidak sempat lagi. Akibatnya mereka harus mencari terobosan dan jalan pintas guna memenuhi tuntutan tersebut. Multivitamin menjadi salah satu alternatif yang banyak digandrungi.

Melihat kondisi demikian para produsen memanfaatkan peluang tersebut dengan sebaik-baiknya. Iklan multivitamin tampil begitu heboh. Dengan meminum sebutir multivitamin seseorang digambarkan bisa memiliki energi tambahan yang luar biasa, bisa menyelesaikan tugas-tugas dengan cepat. Tanpa memikirkan efek samping, multivitamin digambarkan sebagai dewa penyelamat yang bisa mengatasi berbagai persoalan dengan gampang. Tak heran dengan melihat iklan tersebut, orang pun berbondong-bondong membeli dan mengkonsumsinya.

Dari segi bahan, multivitamin yang beredar saat ini sebagian besar berasal dari vitamin sintetis atau produk mikrobial. Jarang sekali ditemukan vitamin alami yang berasal dari alam. Vitamin tersebut kalau dikonsumsi terlalu banyak akan menimbulkan efek samping pada tubuh.

Dari segi kehalalan, vitamin juga perlu dikaji secara lebih mendalam. Proses mikrobial yang sering dipakai dalam memproduksi vitamin selalu menggunakan media untuk menumbuhkan mikroba tersebut. Bahan yang terdapat pada media tersebut bisa berasal dari bahan-bahan haram dan najis, seperti darah, ekstrak daging dan sebagainya. Jika media yang digunakan haram, maka produk yang dihasilkannya akan menjadi haram pula.

Pada beberapa vitamin yang tidak stabil sering ditambahkan bahan pelapis (coating). Bahan tersebut digunakan untuk melindungi vitamin agar aktivitas dan khasiatnya tidak menurun oleh pengaruh sinar atau suhu tinggi. Bahan pelapis tersebut bisa berasal dari bahan yang haram, seperti gelatin dari tulang babi atau sapi yang tidak disembelih menurut aturan Islam.

Beberapa multivitamin dibungkus dengan kapsul agar lebih praktis dan mudah ditelan. Kapsul inipun perlu diwaspadai, karena hampir semua kapsul berasal dari gelatin. Sama dengan bahan pelapis, gelatin pada kapsul harus diwaspadai juga apakah berasal dari tulang halal atau haram.

Menyadari akan efek samping yang bisa ditimbulkan dan status kehalalan yang masih meragukan tersebut, penggunaan multivitamin perlu dilakukan dengan hati-hati. Hal yang paling penting adalah memastikan bahwa multivitamin tersebut halal. Selanjutnya, bila memang harus mengkonsumsi multivitamin, gunakanlah secara proporsional dan seperlunya. Sesuatu yang berlebihan akan menimbulkan efek yang tidak baik pada tubuh kita. Jangan karena ingin mendapatkan energy ekstra dan stamina yang lebih baik kita korbankan aspek kehalalan dan kesehatan tubuh kita.
wallahu a'lam

UNgKapan HAti sang Ragi

Di Balik Empuknya Roti


Roti kini sudah menjadi salah satu makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Bahkan di kalangan remaja dan anak-anak, posisi makanan itu telah mulai menggeser nasi sebagai sumber karbohidrat utama. Tetapi sejauh ini tidak banyak masyarakat yang mengetahui bahan dan proses pembuatan roti, sedemikian juga tidak banyak yang tahu titik kritis keharamannya.

Jenis roti yang beredar saat ini sangat beragam. Secara umum roti biasanya dibedakan menjadi roti tawar dan roti manis atau roti isi. Roti tawar adalah roti yang tidak ditambahkan rasa atau isi apapun, sehingga rasanya tawar. Biasanya konsumen menambahkan sendiri isinya sesuai dengan keinginan dan selera masing-masing. Bisa diolesi margarin, ditaburi cokelat mesis, diisi keju, diolesi selai buah, diisi telur, daging, atau kombinasi dari berbagai bahan tersebut.

Sedangkan roti isi, sudah ditambahkan rasa atau isi tertentu ke dalam adonan roti tersebut, sehingga konsumen tinggal menyantapnya. Isi yang biasa dimasukkan ke dalam roti ini adalah cokelat, berbagai selai buah, keju, daging, sosis, kacang, sarikaya dan sebagainya.

Bahan baku utama yang digunakan untuk membuat roti adalah tepung terigu. Namun demikian tidak semua terigu bisa dipakai. Jenis terigu yang biasa dipakai untuk pembuatan roti adalah terigu dengan kandungan gluten atau protein gandum yang tinggi. Gluten ini berguna untuk mengembangkan adonan roti, sehingga roti menjadi empuk.

Agar adonan roti bisa mengembang, maka ditambahkan gula, ragi roti dan soda kue. Ragi roti merupakan sejenis kapang (yeast) yang hidup dengan menggunakan gula yang ditambahkan di dalam adonan sebagai nutrisi dan menghasilkan gas. Gas inilah yang membuat adonan roti mengembang dan terbentuk rongga-rongga. Fungsi yang sama juga diberikan oleh soda kue. Namun gas dan rongga yang dihasilkan oleh soda kue ini lebih besar dan kasar, sehingga roti yang dihasilkan juga lebih kasar. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang baik biasanya dikombinasikan antara keduanya.

Untuk memproduksi roti yang lembut dan enak dikunyah, biasanya juga ditambahkan lemak, berupa mentega putih atau shortening dan bahan pelembut. Shortening adalah lemak yang berbentuk padat dan berwarna putih, bisa terbuat dari lemak hewani ataupun tumbuh-tumbuhan. Sedangkan bahan pelembut yang sering digunakan dalam pembuatan roti adalah berupa campuran dari mono dan di gliserida serta berbagai asam amino. Mono dan di gliserida merupakan turunan dari lemak yang telah dipotong rantai asam lemaknya, sehingga mampu mengikat air dan lemak. Sedangkan asam amino adalah turunan dari protein yang dipotong-potong menjadi senyawa yang lebih sederhana. Misalnya asam amino sistein yang berasal dari bulu binatang, rambut manusia atau hasil dari proses fermentasi. Asam amino tersebut di dalam adonan roti menghasilkan tekstuir yang lebih lembut, sehingga lebih mudah dikunyah dan lebih enak.

Titik Kritis

Dari berbagai bahan yang digunakan dalam pembuatan roti, baik dalam roti adonan roti maupun isinya, ada beberapa bahan yang perlu dicermati asal-usulnya. Pertama adalah sumber lemak atau shortening yang digunakan. Bahan tersebut berasal dari lemak atau minyak, baik yang berasal dari tumbuhan maupun hewan. Lemak yang berasal dari hewan tentu saja mengundang kecurigaan, apakah dari hewan yang halal ataukah haram. Untuk industri roti di tanah air kemungkinan besar memang menggunakan shortening dari minyak sawit. Namun demikian, untuk roti-roti tertentu kadang-kadang juga menggunakan shortening hewani, karena bahan tersebut dapat menghasilkan roti dengan rasa yang lebih gurih dan lembut.

Lemak yang berasal dari hewan bisa berupa lemak sapi (tallow), lemak babi (lard) atau lemak susu (cream). Untuk lemak babi sudah cukup jelas statusnya. Sedangkan lemak sapi, meskipun hewannya halal, tetapi jika tidak disembelih menurut aturan Islam maka lemak sapi tersebut juga akan menjadi haram.

Bahan pengembang atau pelembut yang berupa turunan lemak atau asam amino juga perlu dikaji lebih lanjut, apakah bersumber dari bahan halal ataukah haram. Sebab pada kenyataannya bahan-bahan tersebut sampai saat ini masih diimpor dari negara lain. Kebanyakan dari negara-negara non muslim.

Bahan yang juga perlu dicermati dari segi kehalalan adalah isi yang ditambahkan ke dalam roti. Saat ini banyak roti ditawarkan dengan berbagai isi dan rasa yang menarik. Misalnya roti isi keju, isi daging, isi sosis dan sebagainya. Bahan-bahan tersebut perlu diteliti, apakah halal ataukah tidak. Keju adalah salah satu bahan yang sering digunakan untuk isi roti. Meskipun berasal dari susu, namun proses pemisahan keju dan cairan susu (whey) menggunakan renet. Renet adalah sejenis enzim yang memecah protein, sehingga kejunya akan menggumpal dan terpisah dari cairannya. Rennet ini bisa berasal dari fermentasi (microbial rennet), lambung anak sapi atupun lambung babi.

Daging yang dipakai sebagai bahan pengisi juga harus dilihat kehalalannya. Jika daging tersebut berupa daging dari hewan halal, maka perlu dilihat juga proses penyembelihannya. Selain dalam bentuk daging giling, abon juga sering dipakai untuk bahan isian roti. Dalam bentuk abon ini kehalalan daging lebih sulit dideteksi. Sebab dalam proses pembuatannya protein daging tersebut sudah mengalami perubahan bentuk yang sulit dianalisa, apakah berasal dari daging halal atau haram. Pada kenyataannya banyak juga abon daging babi yang beredar di pasar. Oleh karena itu isi abon tersebut perlu juga dicermati dengan baik.

Akhirnya, boleh-boleh saja kita sarapan atau makan roti sebagai salah satu sumber gizi bagi keluarga. Akan tetapi kewaspadaan dan ketelitian dalam membeli produk tersebut perlu dijaga, agar tidak terjerumus kepada produk yang syubhat atau bahkan haram

ALKISAH TEPUNG.....

Tepung Instan dan Gaya Hidup Baru

“Ma, besok bekalku sekolah bawa donat dong” demikian permintaan si sulung yang sudah duduk dibangku kelas 3 SD. Sementara sang adik pun tidak mau kalah dengan kakaknya, “Ma, aku dibawain bolu kukus ya..”. Sang ibu yang wanita super sibuk pun mencoba untuk memenuhi permintaan anaknya. “Ya, insyaAllah mama buatkan.”

Tidak percaya pada jawaban ibu mereka, lalu si sulung pun berkomentar, “emang mama bisa buat dua macam kue untuk besok?” Si ibu tersenyum dan menjawab, “Kan sekarang sudah ada tepung donat dan tepung kue bolu kukus instan. Jadi mama tidak perlu repot lagi. Persipannya juga tidak sulit kok”, sang ibu menjawab rasa penasaran sang anak.

Itulah fenomena saat ini. Kesibukan yang cukup tinggi membuat orang tua dan keluarga juga akhirnya mengikuti pola makan instan dan tidak repot persiapannya. Dulu sebeum ada tepung instan, jika ingin membuat donat, kita harus direpotkan dengan menimbang satu persatu bahan-bahan yang digunakan. Walaupun terlihat sederhana, tapi akan sangat membuang waktu bagi yang sibuk. Belum lagi untuk membuat adonan, maka seluruh tenaga kita kerahkan untuk mengulen adonan kue juga membanting-bantingnya.

Sekarang? Cukup dengan membeli satu kotak tepung donat instan yang biasanya sudah terdapat dalam kemasan, tinggal ditambah telur, margarine serta air jadilah donat yang diinginkan. Petunjuk prosesnya pun sangat jelas tertera di kemasan tepung instan tersebut.

Kandungan Tepung Instan dan Kehalalannya

Tepung kue instan tersebut, komposisinya tidak sesederhana seperti terlihat pada penampakannya. Bahan-bahan tambahan yang digunakan dalam tepung instan tersebut biasanya terdiri dari Bahan Tambahan Pangan (BTP) seperti bahan pengembang, bahan pelembut dan juga bahan yang memberikan cita rasa tertentu.

Untuk tepung instan donat mislanya, bahan pengembang yang digunakan bisa saja golongan karbonat, selain juga digunakan ragi/yeast. Sedangkan bahan pelembut yang digunakan biasanya merupakan mono dan digliserida yang berasal dari lemak hewan ataupun tumbuhan.

Pada bahan pengembang sejenis roti (bread improver) maka selain turunan lemak, bahan seperti sistein sering ditambahkan. Sistein yang digunakan di dunia industri dapat berasal dari sumber alami ataupun proses fermentasi dan sintetik kimia. Sistein alami biasanya bersumber dari rambut manusia atau bulu hewan seperti unggas.

Titik kritis kehalalannya juga terletak pada ragi/yeast yang digunakan. Ragi/yeast adalah produk fermentasi yang juga harus ditelusuri media pertumbuhan untuk menghasilkan ragi tersebut. Kemudian mono dan digliserida yang digunakan jika bersumber dari lemak hewan, maka harus ditelusuri jenis hewan yang digunakan dan juga proses perolehannya jika didapatkan dari jenis hewan yang halal.

Konsumen juga perlu mengetahui bahwa ada beberapa informasi yang mungkin tidak dicantumkan oleh produsen jika penggunaan pada produk tersebut sangat kecil. Hal ini memang diperbolehkan secara legal aturan untuk tidak mendeklarasi komponen minor pada kemasan, contoh kasus penggunaan sistein dalam bahan pengembang misalnya. Permasalahannya, kehalalan suatu bahan tidak ditentukan limit sekecil bahan apapun ditambahkan, tetapi ada tidaknya bahan yang diragukan tersebut dalam bahan pangan. Sekali tercemar bahan haram, sekecil apapun maka haramlah barang tersebut.

Kembali pada produk tepung instan yang sudah menjadi trend saat ini, maka selaku konsumen muslim hendaklah memilih produk instant yang sudah memiliki logo halal yang merupakan legalitas dan jaminan kehalalan produk tersebut. Wallahualam.

Kamis, 13 Mei 2010

LucU...atau Apa nih....

Obat Kimia dan Herba....


Judulnya seru gak ..?
gak juga gak papa kok...karena pembahasannya akan sangat luas mengenai ini.
kenapa dipilih judul itu ?ya suka suka saya la, la blog nya punya saya kecuali anda yang mau nulis, gitu lo.
ok, gini nih, masa kini banyak orang membincangkan perihal herba dan obat kimia, keunggulan dan kelebihan masing masing.
yang jelas buat saya, lebih unggul obat herba la,kenapa, karena di ciptakan langsung oleh Allah seperti firman Nya dalam Al-quran. ( surat berapa ntar ya, tak cari dulu)
baiklah, mari kita mulai bincang bincang kita pada kesempatan kali ini dengan mencoba berkacamata seperti layaknya orang pintar.
nah, kalau ada yang bawa herba ke tenaga medis, maka pertanyaan nya ada lah apa ?
ada yang tahu ? biasanya pertanyaan medis adalah, udah ada uji klinisnnya gak?
tingkat keamanan nya gimana? terus khasiat nya apa, efek sampingnya apa ?
hehehehe...saya dulu juga mikir gitu, tapi sekarang gak lagi tuh...
cape mikir gituan,ngabisin energi menurut saya, belum lagi ngabisin duit untuk gitu gituan.
kenapa coba? karena memang gitulah pola pikir medis dan dididik kayak gitu ampe detik ini juga gitu...
so...ya gak papa...silahkan aza.cuman saya ingin ngajak anda bersama sama mikir dikit aja, banyak juga gak papa sih, terutama yang akhir akhir jarang mikir...
mikirnya gini, yang jelas jelas udah di uji klinis aja , bisa menyebabkan kematian, sehingga pernah saya bilang gini kepada seseorang yang bertanya dengan gaya kekhawatiran juga.
dia bilang gini : " dok, kalau obat herba gitu apakah gak ngerusak ginjal, kan ada serbuk serbuknya yang nanti akan bla bla bla di ginjal gitu ?
tahu saya jawab apa ? saya jawab gini, "pak, gini ya...sepanjang pengetahuan saya yang cetek sebagai dokter dan sempat bekerja di beberapa rumah sakit, saya justru lebih banyak menemukan orang mati karena obat sintesis daripada herba ?
emang bapak pernah dengar ada orang mati setelah minum madu ?
ada orang mati setelah minum jahe ?
setahu saya , gak da tuh pak...kecuali dia minum madu segentong sekali hadap "
bapaknya ketawa ..." iya ya, benar juga "
data terakhir nih, 780.000 orang mati di US karena pemakaian obat kimia .
indonesia ?gak tahu deh..tapi saya sangat yakin lebih banyak lagi.
kenapa ? pergi aja ke salah satu pasar obat terbesar di negeri ini dijakarta, mau beli apa aja bisa...tanpa perlu resep, tapi lembaran lembaran yang ada angka aja dah cukup membawa vial vial obat suntik bahkan ke rumah .betul kan ?
ok,kita lanjutin nih...jadi setahu saya nih, obat kimia yang katanya udah di uji klinis itu ternyata masih menimbulkan kematian yang begitu besar, ini belum efek samping lo...
makanya jangan kira viagra itu obat buat meningkatkan stamina, itu obat di cap sebagai obat laki laki setelah kedapatan efek sampingnya gitu, mungkin efek depan lebih tepat kali, sehingga obat tersebut dikenal sebagai obat laki laki daripada obat darah tinggi, betul gak ?
belum jelas ?ok saya jelaskan lagi nih...
gini....pertanyaannya gini aja, lebih banyak mana orang mati, karena obat kimia atau obat herba atau jamu la (jamu yang bener ya, bukan jamu oplosan)
jawabannya sudah tahu kan ?
sekarang yang kedua saya mau tanya ni, adakah pernah anda dengar orang mati karena minum pegagan berlebihan ?
setahu saya si gak ada, kecuali ada yang iseng minum pegagan satu kilo sekali minum.
terus yang selanjutnya adalah ini
dulu ada konsep bahwa Obat adalah Racun, (masih dipakai ya?)
kalau masih dipake ya syukurlah, lebih mudah saya ngomentarinnnya
dengar baik baik nih, kalau udah tahu racun kenapa diminum sih, apa gak da yang lebih aman dan baik yang bisa diminum daripada racun tadi ?
ya ada lah..banyak lagi...
cuman masalahnya kenapa gak mau ?ya gak tahu saya,karena khawatir gak aman kalau pake herba ? yeee....dari tadi juga dijelasin...cerita aman aman justru malah yang katanya aman malah banyak bikin orang mati.
baca lagi diatas baik baik ya...
gitu deh...cerita cerita di zaman Rasulullah juga sudah ada obat kimia, tapi beliau tidak pernah menganjurkannya, padahal saat itu obatan dari roma dan persia dah cukup maju, tapi beliau tidak menganjurkan para sahabat untuk itu.
sekarang udah jelas khan substansi dari tulisan ini ?
kalau belum jelas ya baca lagi deh...
masih belum jelas juga ? ya baca lagi
kalau masih belum mudeng juga....saya doakan semoga mudeng...makanya jangan kebanyakan penyedap rasa dalam makanan jadinya gini nih ..susah mikir...
ya udah lah...selamat berfikir